tips jadi orang sukses dan top
tips belajar dengan mantap
A. Pendahuluan
Masa belajar di perguruan tinggi adalah masa yang penting bagi pengembangan nilai kepribadian. Anda akan ditantang menghadapi gagasan-gagasan dan filosofi baru. Anda akan membuat keputusan-keputusan pribadi dan karir yang akan mempengaruhi hidupnya. Salah satu pelajaran terpenting yang akan diperoleh di perguruan tinggi adalah mengatur waktu antara bekerja, belajar dan bersantai. Bila anda mampu mengembangkan manajemen waktu dan kemampuan belajar yang baik di awal masa perkuliahan, maka tahun-tahun perkuliahan berikutnya akan dijalani dengan sukses.
Belajar menguasai materi suatu kuliah tentu saja penting, namun mempelajari cara belajar dan berpikir yang kritis, dalam beberapa hal, jauh lebih penting. Seperti usaha-usaha lainnya dalam kehidupan, upaya untuk berpikir kritis dan belajar efesien pada awalnya membutuhkan usaha dan waktu tambahan, tetapi ketika telah dikuasai, kemampuan-kemampuan tersebut akan menghemat banyak waktu anda di masa depan.
Banyak fakta yang menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang sukses secara akademis juga merupakan mahasiswa-mahasiswa yang sangat sibuk. Karena mereka memiliki banyak pekerjaan atau aktivitas ekstra-kurikuler, mereka harus dan mampu mengatur waktu secara efektif dan belajar efesien.
Salah satu kunci utama untuk sukses dalam belajar di perguruan tinggi adalah menghindari menunda-nunda pekerjaan.. Dengan menentukan tujuan-tujuan yang jelas dan spesifik serta bekerja mencapainya dalam keteraturan, anda akan mampu mengurangi keinginan untuk menunda-nunda tersebut.
B. Beberapa pengertian
Menurut Pourwadarminta (1976):
1. Pikir : akal budi, pendapat
2. Berpikir: menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan dsb. sesuatu.
3. Cerdas: sempurna perkembangan akal budinya (pandai, tajam pikiran dsb)
4. Cerdik: lekas mengerti dan pandai mencari akal; pintar; berakal; panjang akal.
5. Licik: banyak akal yang buruk. Kelicikan: kepandaian memutar balik perkataan.
6. Kritis: berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan
7. Ilmiah: bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan
Jadi definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
2. Berpikir cerdik adalah menggunakan akal budi agar cepat mengerti suatu permasalahan yang sedang dihadapi dan mampu memberikan solusinya secara cepat dan tepat.
3. Berpikir kritis adalah menggunakan akal budi untuk menelaah sesuatu dengan hati-hati. Berpikir kritis didefinisikan sebagai ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa untuk apakah kita sebaiknya menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu pernyataan dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya.
4. Berpikir cerdik, kritis dan ilmiah adalah cara berpikir dengan menggunakan prinsip-prinsip logis, hati-hati, cepat dan tepat untuk menelaah suatu pernyataan atau permasahan, serta memberikan solusi yang cepat dan tepat.
5. Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi (atau keyakinan) terhadap sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memerlukan pemecahan dan untuk itu dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode yang tepat. Berpikir mengandung 2 unsur penting yaitu unsur logis dan unsure analitik.
C. Mengembangkan kemampuan berpikir cerdik
Berpikir cerdik berbeda dengan berpikir licik. Berpikir cerdik berarti kita menggunakan akal budi untuk mendapatkan cara-cara yang baik untuk mengatasi suatu permasalahan. Berbeda dengan berpikir licik yang berusaha menggunakan akalnya untuk mencari cara yang buruk untuk memutarbalikkan fakta. Memang, kadangkala amat sulit membedakan antara berpikir cerdik dan licik.
Simak ceritera “Si Kancil”
Ketika si Kancil tertangkap petani dan dikurung dalam “kurungan” ia tidak panik. Ia sadar bahwa ia akan di sembelih untuk santapan “sang Petani”. Ia kemudian berpikir bagaimana caranya melepaskan diri. Ia kemudian melihat kurungan dan menyimpulkan bahwa ia tidak mungkin mampu membuka kurungan. Apa akal? Selagi ia berpikir datanglah seorang anjing. Pada saat itu terlintaslah sebuah ide.
“Ngapain kau kancil”, tanya anjing.
“Aku mau dijadikan mantu oleh pak Tani”, jawab si Kancil.
“Enak ya kamu Cil”, si Anjing iri.
“Kamu mau dijadikan mantu?”, si Kancil memancing.
“Mau!”, jawab anjing.
“Kalau begitu, kau masuk ke dalam kurungan ini”, kata si Kancil.
“Okey”, kata anjing dengan gembira.
Simak pula ceritera Abunawas berikut ini.
Baginda Raya Harun Al Rasyid memanggil Abunawas untuk meminta nasehat karena ia sudah sebulan tidak berselera makan. Abunawas berpikir sejenak.
“Baginda, hamba punya saran. Di hutan Tutupan, ada kijang berbulu putih yang dagingnya sangat lezat. Baginda pasti sembuh. Syaratnya Baginda harus menangkapnya sendiri”, kata Abunawas.
“Baik, besok kita berangkat”, kata Baginda
Merekapun pergi berburu melalui jalan yang rumit. Baginda tampak lelah, haus dan lapar. Abunawas kemudian pergi memancing dan mendapatkan beberapa ekor ikan yang kemudian diberi garam dan asam serta memanggangnya. Bau harum semakin membuat baginda lapar.
“Mari kita makan, Baginda”, ajak Abunawas.
“Baik”, Baginda sangat berselera, dan memakan habis ikan tersebut.
“Belum pernah aku memakan masakan selezat ini”. Mari kita lanjutkan berburunya”, ajak Baginda.
“Maaf Baginda kijang itu tidak ada”, jawab Abunawas.
“Lalu bagaimana dengan kesembuhan saya”, tanya Baginda.
“Baginda telah sembuh dari penyakit baginda”, jawab Abunawas.
Dari ceritera itu, dapat kita baca bahwa si Kancil berusaha menggunakan akal pikirannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Ia berhasil menemukan ide dengan cepat meskipun ia harus mengorbankan pihak lain. Cerdik atau licik?
Berbeda dengan ceritera kedua dimana Abunawas dalam waktu yang singkat mampu mencarikan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh Baginda. Meskipun ceritera itu agak konyol, dapat dinyatakan bahwa Abunawar mampu berpikir cerdik. Memecahkan masalah dengan tepat dalam waktu yang cepat.
C.1. Strategi berpikir cerdik
Ada 8 strategi yang dapat mendorong cara berpikir anda lebih produktif untuk memecahkan masalah:
1. Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum perbah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan).
2. Bayangkan
3. Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas.
4. Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, dan kombinasikan ulang ide-ide, bayangan-bayangan dan pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau ketidakwajaran.
5. Bentuklah hubungan-hubungan; buatlah hubungan antara persoalan-persoalan yang berbeda.
6. Berpikir secara berlawanan
7. Berpikir secara metafora
8. Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan.
D. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
Hanya sedikit hal dalam hidup ini yang berupa hitam dan putih. Sehingga sangat penting untuk mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sisi hingga mampu mencapai kesimpulan yang logis. Salah satu hal penting yang akan anda pelajari di perguruan tinggi adalah berpikir kritis dan tidak menerima apa yang anda lihat dan dengar secara seketika. Berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari materi baru dan mengaitkannya dengan apa yang telah anda ketahui. Meskipun anda tidak mengetahui semuanya, anda dapat belajar untuk bertanya secara efektif dan mencapai kesimpulan yang konsisten dengan fakta.
• Ketika anda menjumpai fakta, gagasan atau konsep baru, pastikan anda memahami dan mengetahui istilah-istilah yang ada.
• Pelajari bagaimana fakta atau informasi diperoleh. Apakah diperoleh dari percobaan, apakah percobaan tersebut dilakukan dengan baik dan bebas bias? Dapatkah percobaan itu diulangi?
• Jangan terima semua pernyataan pada secara seketika. Apakah sumber informasi tersebut dapat dipercaya?
• Pertimbangkan apakah kesimpulan mengikuti fakta? Bila fakta tidak mendukung kesimpulan, ajukan pertanyaan dan tentukan kenapa demikian. Apakah argumen yang dipergunakan logis atau mengambang?
• Terbuka terhadap gagasan baru. Contoh terkenal adalah teori tektonik lempeng. Meskipun prinsip-prinsip dasarnya telah diketahui pada awal abad 20, namun teori tersebut baru diterima kalangan luas setelah tahun 1970-an setelah bukti-bukti yang berlimpah.
Lihatlah pada gambaran yang besar untuk menentukan bagaimana berbagai unsur dalam topik tersebut dihubungkan. Sebagai contoh, bagaimana pembangunan sebuah bendungan akan mempengaruhi bentuk sungai? Apa yang akan terjadi pada pantai di mana sungai tersebut bermuara? Salah satu pelajaran yang sangat penting (yang juga membedakan geologi dengan ilmu lainnya) adalah bagaimana saling keterkaitan dan ketergantungan berbagai sistem di Bumi ini. Ketika anda mengubah salah satu, anda akan mengubah berbagai hal lainnya pula.
C.1. Karakteristik pemikir kritis
- jujur terhadap diri sendiri
- melawan manupulasi
- mengatasi kebingungan (confusion)
- mereka selalu bertanya
- mereka mendasarkan penilaiannya pada bukti
- mereka mencari hubungan antar topik
- mereka bebas secara intelektual
C.2. Strategi untuk membaca secara kritis
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri anda sendiri:
- Apa topiknya?
- Kesimpulan apa yang diambil oleh pengarang tentang topik tersebut?
- Alasan-alasan apa yang diutarakan pengarang yang dapat dipercaya?
- Apakah pengarang menggunakan fakta atau opini?
- Apakah pengarang menggunakan kata-kata netral atau emosional?
E. Mengembangkan berpikir ilmiah
Sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi (terutama di perguruan tinggi) pelajar itu diajar agar berpikir ilmiah, yaitu berpikir logis-empiris. Di perguruan tinggi, sebelum mahasiswa mengadakan penelitian untuk menulis skripsi atau tugas akhir, mereka belajar Metodologi Riset, di situ mereka pasti diajari metode ilmiah (scientific method). Rumus metode ilmiah ialah logico-hypotetico-verificatif. Artinya, sesuatu yang benar itu haruslah logis dan didukung data empiris. Metode ilmiah inilah yang merupakan grand theory yang darinya diturunkan metode-meatode penelitian. Rumus logico-hypotetico-verifikatif adalah tulang punggung teori penelitian ilmiah, sedangkan penelitian ilmiah itu adalah cara yang sah dalam memperoleh kebenaran ilmiah.
E.1. Metode ilmiah
Kerja memecahkan masalah akan sangat berbeda antara seorang sarjana dengan seorang awam. Seorang sarjana selalu menempatkan logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan subyektif. Sebaliknya bagi orang awam, kerja memecahkan masalah dilandasi oleh campuran pandangan perorangan ataupun dengan apa yang dianggap masuk akal oleh banyak orang.
Dalam menelaah, seorang sarjana dapat saja mempunyai teknik, pendekatan ataupun cara yang berbeda dengan seorang ilmuwah lainnya. Tetapi kedua sarjana tersebut tetap mempunyai satu falsafah yang sama dalam memecahkan masalah, yaitu menggunakan metode ilmiah.
Dapat didefinisikan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Metode ilmiah dalam menelaah atau meneliti mempunyai criteria serta langkah-langkah tertentu dalam bekerja, seperti tertera dalam skema di bawah ini.
Metode Ilmiah
Kriteria Langkah-langkah
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka
3. menggunakan prinsip-prinsip analisis
4. menggunaksn hipotesis
5. menggunakan ukuran obyektif
6. menggunakan teknik kuantifikasi 1. memilih dan mendefinisikan masalah
2. surevi terhadap data yang tersedia
3. memformulasikan hipotesis
4. membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam menguji hipotesis
5. mengumpulkan data primer
6. mengolah, menganalisis serta membuat interpretasi.
7. membuat generalisasi dan kesimpulan
Sistematika dalam metode ilmiah sesungguhnya merupakan manifestasi dari alur berpikir yang dipergunakan untuk menganalisis suatu permasalahan. Alur berpikir dalam metode ilmiah memberi pedoman kepada para ilmuwan dalam memecahkan persoalan menurut integritas berpikir deduksi dan induksi.
E.2. Pola berpikir induktif dan deduktif
Pada hakekatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau empirisme. Memang terdapat beberapa kelemahan berpikir secara rasionalisme dan empirisme, karena kebenaran dengan cara berpikir ini bersifat relatif atau tidak mutlak. Oleh karena itu, seorang sarjana atau ilmuwan haruslah bersifat rendah hati dan mengakui adanya kebenaran mutlak yang tidak bisa dijangkau oleh cara berpikir ilmiah.
Induksi merupakan cara berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Sementara deduktif merupakan cara berpikir yang berpangkal dari pernyataan umum, dan dari sini ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Contoh induktif
Contoh 1.
Proposisi 1: Si A “titip tanda tangan daftar hadir” pada si C agar memenuhi syarat kehadiran kuliah 75% untuk dapat mengikuti ujian.
Proposisi 2: Karyawan X nampak bekerja giat pada saat mandornya mengawasinya, tetapi jika tidak diawasi ia santai saja.
Proposisi 3: Dosen Q “titip” mencetakkan kartu hadirnya ke dalam time recorder agar tidak ketahuan kalau datangnya tidak pagi dan pulangnya belum siang.
Proposisi 4: Pada saat rapat Kepala Bagian, K tidak pernah mengajukan keberatan-keberatan karena takut dianggap pembangkang dan tidak loyal.
Kesimpulan: Sikap munafik (hipokrit) terjadi karena ketakutan akan sangsi.
Contoh 2.
Proposisi 1: Si T selalu mengikuti kuliah karena menganggap kuliah yang diberikan dosen itu menarik dan amat penting isinya.
Proposisi 2: Si U selalu hadir mengikuti penataran walaupun ia menganggap isinya tidak berguna baginya, karena penataran itu menjadi salah-satu syarat bagi kenaikan pangkatnya.
Proposisi 3: Si Z selalu mengikuti kuliah Pak Q karena ia takut jika tidak hadir akan merusakkan hubungannya dengan keponakan Pak Q
Kesimpula 1: Kesediaan mengikuti kegiatan pendidikan tergantung pada persepsi mengenai manfaatnya.
Kesimpulan 2: Motif orang mengikuti kegiatan pendidikan tidak selalu sama.
Kesimpulan-kesimpulan di atas bisa ditingkatkan menjadi teori:
Teori 1: Kemunafikan terjadi karena sikap otoriter atasan.
Teori 2: Kesediaan melakukan sesuatu dipengaruhi oleh persepsi mengenai manfaat sesuatu.
Teori 3: Motivasi orang melakukan sesuatu tidak selalu sama.
Jika ketiga teori itu dipadukan, akan menjadi kesimpulan yang bunyinya: “Perilaku seseorang tergantung pada situasi, persepsi dan motivasi.
Contoh deduktif
Contoh 1.
Proposisi 1: Perilaku merupakan fungsi motif (teori: asumsi)
Proposisi 2: Banyak mahasiswa tidak mau aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. (perilaku: gejala empirik).
Kesimpulan: Ada motif mengapa mahasiswa tidak mau aktif dalam organisasi kemahasiswaan.
Cohtoh 2.
Proposisi 1: Peran serta bergantung pada iklim demokrasi.
Proposisi 2: Peran guru-guru dalam kegiatan administrasi pendidikan sangat tinggi.
Kesimpulan: Atasan para guru bersikap demokratik.
Contoh mendedusi yang salah
Proposisi 1: Manusia merupakan makhluk social yang suka hidup berkelompok dan ada pemimpin di dalamnya.
Preposisi 2: Semut suka hidup berkelompok dan di dalamnya ada pemimpinnya.
Kesimpulan: Manusia itu tergolong semut.
Kesimpulan
Sebagai seorang sarjana atau ilmuwan, kita dituntut berpikir cerdik, kritis dan ilmiah dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Namun sebagai seorang sarjana kita juga dituntut untuk mempunyai sifat rendah hati, karena kebenaran yang diperoleh melalui proses berpikir tersebut bersifat relatif.
ENERGI
Macam-macam topoogi jaringan
Virus
Kata virus adalah kata bahasa Latin untuk racun dan substansi beracun lainnya, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Definisi "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.[sunting]Etimologi
[sunting]Sejarah penemuan
- Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalamhieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
- Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan pelopor penggunaan vaksin.
- Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
- Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
- Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
- Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia bisa menimbulkan penyakit
- Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
- Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
- Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.[2] Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[2]
- Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[2]
- Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagaivirus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
- Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
- Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag disebabkan oleh virus.[6] Dr Shope melakukan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
- Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.[7]
- Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]
[sunting]Struktur dan anatomi virus
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan olehgenom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.[9][10]
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]
[sunting]Patogenesis Virus
[sunting]Macam-macam infeksi virus
- Infeksi Akut
infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal.[15] Akibat dari infeksi akut adalah :
* Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
* Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
* Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
* Kematian[15] - Infeksi Kronis
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
* Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
* Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
* Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]
* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
* Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]
[sunting]Replikasi virus
[sunting]Pelekatan Virus
Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]
- molekul immunoglobulin-like superfamily
- reseptor terkait membran
- saluran dan transporter transmembran[16]
- Human Rhinovirus (HRV)
- Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah untuk mengikatkan sel kepadasubstratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]
- Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]
- 10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]
- Poliovirus
- mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]
- Virus influenza
- Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA akan berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]
- virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang ada pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]
- adanya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza bisa berikatan dengan banyak tipe sel.[19]
[sunting]Penetrasi
- Translokasi partikel virus
- Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
- Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
- proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah digunakan untuk pengikatan reseptor.[22]
- fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
- Proses fusi virus berenvelop dengan membran sel baik secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Diperlukan adanya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]
[sunting]Pelepasan Mantel
[sunting]Replikasi Genom dan Ekspresi Gen
- Kelas I : DNA Utas Ganda
- Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
- Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
- Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
- Kelas II : DNA Utas Tunggal
- Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
- Kelas III : RNA Utas Ganda
- Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
- Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
- Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang. Contoh :Picornaviridae[24]
- Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
- Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
- Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan untuk replikasi genom.[24]
- Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
- Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
- Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
- Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
- Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]
[sunting]Perakitan
[sunting]Pematangan
[sunting]Pelepasan
- untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.[20]
- untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.[20]
[sunting]Klasifikasi virus
- Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
- Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[25]
- Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
- Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
- Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
- Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
- Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
- Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
- Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
- Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
- Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
- Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
- Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
[sunting]Contoh-contoh virus
[sunting]Virus RNA
[sunting]Retroviridae
[sunting]Picornaviridae
[sunting]Orthomixoviridae
- Influenza tipe A
Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift. [29]
Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[29]
Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.[29] - Influenza tipe B
- Influenza tipe C
- Tick-Borne Influenza
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[29]
[sunting]Arboviruses
- Togaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[30] - Flaviviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30] - Bunyaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[30] - Reoviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[30]
[sunting]Virus DNA
[sunting]Herpesviridae
- Alpha Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persistendisebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang.[31] jika kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31] - Beta Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[31] - Gamma Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[31]